DUKUNG LESTARIKAN BUDAYA BENGKULU, KUMHAM BENGKULU SAKSIKAN BENCOOLEN DHOL ATTRACTION 2022

WhatsApp_Image_2022-07-08_at_17.08.08.jpeg

BENGKULU - Jumat (08/07/2022) Kepala Kantor Wilayah (Erfan) dalam hal ini diwakili oleh Kepala Divisi Administrasi (Johan Manurung) mengikuti kegiatan Bencoolen Dhol Attraction 2022 secara daring via zoom di ruangan kerja Kadivmin. Kegiatan yang diselenggarakan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Bengkulu yang disiarkan secara hybrid yaitu secara langsung dari Taman Budaya Bengkulu dan secara daring melalui zoom, youtube serta TV lokal Bengkulu.WhatsApp_Image_2022-07-08_at_17.08.08_1.jpeg

WhatsApp_Image_2022-07-08_at_17.08.08_2.jpeg

WhatsApp_Image_2022-07-08_at_17.08.08_3.jpeg

 Selain menampilkan Sanggar Seni Dhol BLACIK dan Sanggar Seni Dhol ARASTRA serta dimeriahkan oleh Monte Carlo Band. Aara ini juga memperkenalkan tempat-tempat wisata Bengkulu, Kerajinan Batik, serta ciri khas Bengkulu lainnya. Acara dibuka secara langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Sandiaga Uno) serta dihadiri Gubernur Bengkulu (Rohidin Mersyah), dan Instansi pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat secara daring.

WhatsApp_Image_2022-07-08_at_17.08.08_4.jpeg

WhatsApp_Image_2022-07-08_at_17.08.08_5.jpeg

Bencoolen Dhol Attraction ini merupakan event Provinsi Bengkulu yang memperkenalkan alat musik Dhol (Musik Perkusi) yang telah mendunia dan sebagai salah satu warisan budaya Indonesia. Dhol merupakan alat musik perkusi yang unik yang terbuat bongkol pohon kelapa dan tidak mempunyai lubang bawah seperi alat perkusi lainnya. Pertunjukan dhol ini memfokuskan permainan yang atraktif secara kolosal dengan koreografi dipadukan dengan tehnik tokok Dhol yaitu Tamatam, Suvena & Suveri.

Harapannya semoga Budaya Bengkulu khususnya "DHOL" lebih dikenal oleh masyarakat luar. Hal ini merupakan wujud dukangan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bengkulu untuk melastarikan Kekayaan intelektual (KI) komunal yang merupakan kekayaan intelektual yang dimiliki oleh masyarakat umum bersifat komunal yang terdiri dari empat jenis yaitu indikasi geografis, pengetahuan tradisional, sumber daya genetik, dan ekspresi budaya tradisional. (YRs/AZ/Ed.BD)


Cetak   E-mail