KAKANWIL, DAN PIMTI TINJAU BLOK HUNIAN WBP DAN LOKASI BUDI DAYA JAMUR TIRAM SEKALIGUS PANEN PERDANA JAMUR TIRAM HASIL KETERAMPILAN WBP LAPAS CURUP

Keliling 9Keliling 9Keliling 9Keliling 9Keliling 9Keliling 9Keliling 9Keliling 9Keliling 9Rejang Lebong – Usai dilaksanakan penandatanganan perjanjian kerjasama, penyerahan sertifikat pelatihan kemandirian, Kakanwil  (Erfan), Kadivmin (Johan Manurung), Kadivpas (Rudy F Siantury), beserta Kalapas dan tamu undangan langsung meninjau blok hunian dan ikut memanen jamur tiram itu dengan memetik beberapa baglog.

Seraya memanen jamur tiram, Kakanwil (Erfan) juga memberikan penguatan agar budi daya jamur dan kegiatan kemandirian lainnya hendaknya ditingkatkan terus guna mengasah kemampuan warga binaan sekaligus membantu pemasukan keuangan negara ( PNBP ) dari hasil kegiatan kerja itu.

“Semoga pembinaan kemandirian ini menjadi bekal WBP untuk kembali hidup mandiri ketika usai menjalani pidana, sehingga dapat jadi insan berguna bagi keluarga, masyarakat bangsa dan negara”. harap Kakanwil.

Dikesempatan yang berbeda Kalapas menjelaskan kepada media bahwa pemberian berbagai keterampilan kerja kepada WBP sebagai bekal mereka untuk bekerja dengan baik saat kembali ke masyarakat.

"Budi daya jamur tiram ini memanfaatkan rumah dinas Lapas Kelas IIA Curup yang tidak dihuni, posisinya berada di bagian luar tapi masih dalam lingkungan lapas. Usaha ini baru berjalan sekitar satu bulan belakangan. kata dia.

Dia menjelaskan budi daya jamur tiram dilakukan oleh WBP lapas setempat di bawah bimbingan instruktur yang sudah berpengalaman dalam usaha jamur tiram di wilayah itu.

Budi daya jamur tiram itu, kata dia, salah satu program kegiatan kerja di Lapas Kelas IIA Curup yang saat ini dihuni 693 orang tersebut. selain usaha kuliner berupa penjualan gorengan, usaha ayam petelur, budi daya tanaman pepaya california, pengolahan kopi, cuci pakaian, potong rambut, las, dan usaha mebel.

"Alhamdulillah ilmu yang didapat di Lapas Kelas IIA Curup ini setelah keluar mereka lanjutkan kembali di antaranya usaha mebel dan las. Jadi pengetahuan yang kita berikan memberikan manfaatkan setelah mereka bebas". ujarnya.

Priono (58), instruktur budi daya jamur tiram di Lapas Kelas IIA Curup menjelaskan usaha itu menjanjikan karena pangsa pasar cukup luas dan harga jual di pasaran bisa mencapai Rp20.000 per kg serta bisa dilaksanakan di mana saja.

"Usaha jamur tiram ini sangat menjanjikan, dengan usaha jamur tiram ini saya bisa menguliahkan anak-anak saya, satu di antaranya sudah bekerja di Lapas Bentiring, Bengkulu dan dua orang lagi bekerja di Jepang". katanya.

Dia menargetkan usaha budi daya jamur tiram di lapas daerah itu bisa memproduksi minimal 55 kg jamur setiap hari dengan jumlah media tanam yang disiapkan mencapai ribuan media tanam di 11 lokasi, di mana jamur merang dalam waktu dua bulan sudah mulai berproduksi. (AZ)


Cetak   E-mail