Bali – Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bengkulu turut hadir dalam Puncak Festival Kekayaan Intelektual 2024 yang diselenggarakan di Taman Werdhi Budaya Art Center, Bali. Santosa, Kepala Kanwil Kemenkumham Bengkulu, didampingi Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM, Ernie Nurheyanti Miceleni Toelle, Kepala Bidang Pelayanan Hukum, Pande Made Handika Riady, serta Kasubbid Kekayaan Intelektual, Nova Harneli, dan staf, berpartisipasi aktif dalam acara ini.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Supratman Andi Agtas, menekankan pentingnya pengelolaan kekayaan intelektual sebagai aset yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersinergi dalam menciptakan ekosistem kekayaan intelektual yang kuat.
“Kekayaan intelektual yang dikelola dengan baik mulai dari tahap penciptaan, perlindungan, hingga pemanfaatannya, dapat menjadi sumber ekonomi yang berkelanjutan,” ungkap Supratman. Selain itu, ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung 2024 sebagai Tahun Indikasi Geografis, guna memaksimalkan potensi produk-produk lokal yang memiliki keunikan khas daerah.
Pada puncak acara ini juga diberikan berbagai piagam penghargaan dan sertifikat merek serta indikasi geografis (IG) kepada para pelaku usaha yang telah berhasil mendaftarkan dan melindungi kekayaan intelektual mereka. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap upaya pelindungan hak kekayaan intelektual yang dilakukan oleh masyarakat dan pelaku usaha.
Selain Puncak Festival KI, dalam acara tersebut Menkumham Supratman Andi Agtas juga secara resmi menutup Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kinerja Program Penegakan dan Pelayanan Hukum Bidang Kekayaan Intelektual. Rakornis ini bertujuan memperkuat sinergi antara instansi terkait dalam upaya penegakan hukum dan pelayanan di bidang kekayaan intelektual, serta mendorong percepatan pelindungan terhadap hak kekayaan intelektual di seluruh wilayah Indonesia.
Festival KI 2024 yang dihadiri lebih dari 5.000 peserta ini menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif, seperti seminar, talkshow, layanan konsultasi, hingga pameran produk kekayaan intelektual. Acara ini juga dimeriahkan dengan tarian kolosal khas Bali, serta penampilan dari musisi ternama tanah air Ari Lasso. Tak hanya itu, festival ini akan semakin meriah dengan penampilan band-band populer seperti Lolot, Octav Sicilia, Scared of Bums, dan Antrabez.
Bali, dengan kekayaan budaya dan produk-produk indikasi geografisnya seperti Kopi Kintamani dan Garam Amed, menjadi sorotan sebagai contoh bagaimana pengelolaan kekayaan intelektual dapat memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hingga saat ini, DJKI terus melakukan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam melaksanakan program-program kekayaan intelektual. Salah satunya adalah program One Village One Brand untuk mendukung pelindungan terhadap destination branding atau desa wisata melalui pelindungan indikasi geografis atau merek kolektif. (RA/ed. MD)