Bengkulu Utara - Dalam upaya untuk memperkuat perlindungan dan pengakuan terhadap kekayaan budaya lokal, Kepala Kantor Wilayah Kememnterian Hukum dan Ham Bengkulu Santosa dalam hal ini diwakili Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Bengkulu, Andrieansjah, beserta timnya mengunjungi Pengrajin Batik Kagano di Desa Wonoharjo, Kecamatan Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara pada tanggal 9 Juli 2024.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka memberikan dukungan langsung kepada para pengrajin yang telah lama menjadi penjaga warisan budaya Batik Kagano. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Andrieansjah menyampaikan pentingnya persiapan yang matang dalam menghadapi pemeriksaan substantif oleh Tim ahli indikasi geografis Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI).
"Pemeriksaan substantif ini merupakan langkah krusial dalam proses pengajuan indikasi geografis, yang akan memastikan bahwa Batik Kagano dari Bengkulu Utara diakui secara resmi sebagai warisan budaya yang unik," ujar Andrieansjah.
Pihak pengrajin menyambut baik kunjungan dari Kemenkumham Bengkulu, mengapresiasi perhatian yang diberikan terhadap industri batik lokal, dan berkomitmen untuk memenuhi semua persyaratan formalitas yang diperlukan. Mereka juga berterima kasih atas masukan yang diberikan oleh Andrieansjah dan timnya, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi serta memperkuat legalitas Batik Kagano di tingkat nasional.
Sebagai bagian dari kunjungan ini, Andrieansjah juga mengidentifikasi beberapa kekurangan dalam pengajuan indikasi geografis Batik Kagano, termasuk aspek formalitas yang perlu diperbaiki. Kadivyankumham menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas pengrajin untuk memastikan bahwa semua tahapan proses hukum dapat dilalui dengan baik. Dengan adanya dukungan langsung dari Kemenkumham Bengkulu, diharapkan Batik Kagano dapat terus berkembang sebagai produk unggulan yang tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga diakui secara resmi sebagai bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia.
Kunjungan ini juga menjadi momentum untuk menginspirasi komunitas pengrajin lainnya untuk menjaga dan mengembangkan kearifan lokal, serta memperkuat posisi Indonesia dalam kancah global sebagai penghasil batik berkualitas tinggi. (HUMAS/Ed. MD)